Ilusi Ruang dan Waktu, ada dalam ketiadaan??

Artikel dari http://www.adhinbusro.com/2012/09/quantum-waktu-ada-dalam-ketiadaan.html

Oleh Adhin Busro
Sekarang Selasa 4 September 2012 Pukul 12:01
Dan akan menjadi masa lalu ketika anda membaca artikel ini

Kita terlanjur berpikir masa lalu sudah lewat dan masa depan adalah suatu hal yang belum pasti dan nikmati apa yang ada sekarang. Padahal kalau  dipikirkan lebih dalam lagi, umur manusia adalah kumpulan dari milyaran "sekarang" yang nyata adanya. Dahulu saat kita masih kecil dengan sangat nyata kita meminta kepada orang tua kita, "Pah, Mah belikan Dedek mainan dong?" Orang-orangnya nyata, lingkungannya nyata, perasaan pada waktu itu juga nyata dan disebut dengan "sekarangnya" masa lalu. Sekarangnya sekarang adalah sewaktu saya ngetik artikel ini dan akan menjadi sekarangnya masa lalu ketika saya buka lagi artikel ini beberapa tahun ke depan.


Sekarangnya masa lalu pada saat saya mulai menulis artikel ini, pada detik ini Selasa 4 September 2012 Pukul 10:43 adalah nyata. Ketika saya berhadapan dengan PC saya, di ruang kerja dengan lemari buku di dekatnya adalah nyata, ruang dan waktunya sangat nyata. Dan akan menjadi sekarangnya masa lalu ketika anda membaca artikel ini. Karena pada saat sekarang anda membaca artikel ini adalah masa lalu buat saya.

Artinya ketika saya dan anda menua nantinya itu juga nyata, atau ketika kita terbaring sakit menghabiskan sisa-sisa umur kita itu juga akan menjadi kejadian yang sangat nyata. Ketika kita menyesali masa lalu yang penuh dosa dan kemaksiatan adalah nyata. Ketika kita merintih menahan sakaratul maut adalah sekarang yang nyata. Ketika kita mati menghadap Ilahi Robbi adalah nyata. Ketika kita di padang mahsyar, melototi timbangan amal, meniti shirot, terjungkal di neraka atau selamat sampai surga adalah kejadian yang amat sangat nyata. Ruang, waktu, orang, lingkungan dan rasa pada saat itu sangat nyata. Semoga kita semua mengambil hikmahnya pada saat sebelum kejadian itu nyata. Kejadian sebelum nyata yang pada hakikatnya sudah nyata dan sudah terjadi sekarang.............!!!!!!!!

Artinya pada kesimpulan dalam yang cukup membuat kita terperangah bahwa waktu adalah semu, pun alam semesta termasuk manusia adalah ada dalam ketiadaan. Keberadaan kita pada hakikatnya adalah sebuah keadaan ada dalam ketiadaan. Alam semesta adalah sebuah ketiadaan kecuali hanya Yang Maha Ada, Allah Azza Wa Jalla..

Hanya Dia Yang Wujud
Hanya Dia Yang Maha Hidup
Hanya Dia Yang Kekal
Hanya Dia yang Berdiri Sendiri tanpa Bantuan satu Mahluk pun
Hanya Dia Yang Berkuasa dan Berkehendak menampakkan ciptaan_Nya kepada segenap mahluk
Hanya Dia Yang Maha Membalas semua perbuatan mahluk
Hanya Dia dan Segala sifat-sifat Ke Agungan_Nya

Berikut tambahan artikel yang saya ambil dari beberapa sumber
Kita cenderung berpikir dan merasa bahwa waktu pada hakikatnya adalah linier, perjalanan yang pasti mengalir maju dari masa lalu ke masa depan. Ini bukan hanya persepsi pribadi dari semua manusia, tetapi juga konteks di mana mekanika klasik menganalisis semua fungsi matematika dalam alam semesta.

"Jika Anda mencoba untuk memegang waktu dengan tangan Anda, ia akan selalu terlepas dari jari-jari Anda," kata Julian Barbour, ahli fisika Inggris dan pengarang "The End of Time: The Next Revolution in Physics," dalam sebuah wawancara dengan Edge Foundation. Ketika pernyataan puitis itu masih bergema di dalam ruangan, Barbour dan para wartawan tersebut mungkin tidak memiliki hubungan sama sekali dengan diri mereka 1 detik sebelumnya.

Pada titik ini, mungkin tak terhindarkan bagi pembaca untuk bertanya, "Apakah kau mencoba meyakinkan saya bahwa gerakan yang sedang saya lakukan dengan tangan saya saat ini tidak eksis? Jika pecahan terkecil dari 'Sekarang-sekarang' tersebut tidak terhubung satu sama lain, bagaimana saya ingat isi dari awal artikel ini? Bagaimana saya ingat apa yang saya makan untuk makan siang? Mengapa saya bangun dan pergi bekerja jika pekerjaan milik 'Saya' tersebut tidak ada hubungannya dengan saya? Jika masa depan sudah ada, mengapa kita harus susah2 berusaha?"

Sebagian besar dari kita sangat yakin bahwa pada alam bawah sadar, sebuah jam besar terus berdetak setiap detiknya di ruang besar yang disebut alam semesta ini. Namun, di awal abad yang lalu, Albert Einstein telah menunjukkan bahwa realitas temporal relatif terhadap setiap objek di alam semesta, dan bahwa waktu adalah sebuah "subyek" tidak bisa dipisahkan dari ruang angkasa. Bahkan spesialis yang melakukan sinkronisasi waktu di dunia sadar bahwa dunia ini ditangani oleh satuan detik yang penuh keterbatasan, karenanya jam tidak dapat mengukur waktu sama sekali.

Tampaknya, satu-satunya alternatif adalah tenggelam dalam "ilusi sementara" yang tak terhingga ini, menyadari bahwa poin di mana masa lalu kita masih ada dan apa yang kita lakukan tidak berubah. Atau seperti Einstein sendiri berkata, "Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang sulit dihilangkan."

Selesai

Pointnya adalah sebenarnya jauh sebelum penciptaan sampai nanti alam keabadian, khusus untuk manusia sebenarnya sudah ditetapkan lakon yang diperankan dari awal sampai akhir (atau tiada akhir??), dimana kita tinggal menjalaninya saja. Kita adalah wayang dimana jalan ceritanya sudah dibuat dan sudah selesai. Sebagai wayang terserah apa yang sang dalang lakukan untuk peran kita. Apakah peran buruk ataukah baik. Apakah bahagia atau celaka, apakah kaya atau miskin, semua itu sudah tertulis di dalam skenario jauh sebelum penciptaan manusia.

Masa lalu adalah sebuah cerita yang sudah pasti terjadi pun masa sekarang dan masa depan. Masa depan kita sudah ada dalam Ilmu_Nya. Masa depan kita adalah sekarang, ketika anda menjalaninya dengan ruang dan waktu yang sangat nyata. Ketika anda merasakannya dengan rasa yang sangat nyata, kemudian masa depan itu akan menjadi masa lalu dan masa lalu akan menjadi masa depan, dan masa depan akan menjadi sekarang. Semoga anda tidak pening kepala...

Apa peran kita, apa makanan kita, apa pekerjaan kita, siapa jodoh kita, siapa dan namanya siapa nantinya anak-anak kita dan semua detail lakon sudah ada dalam skenario yang tidak akan berubah. Semua sudah dipersiapkan detail untuk kita dari awal sampai akhir.

Jika kita bertanya siapakah dalangnya? Tentu saja Tuhan Pencipta Langit dan Bumi, Allah swt. Dia mengatur semua skenario alam semesta dari awal sampai akhir dalam satu buah buku (Lauh Mahfudz) yang sudah selesai penulisannya dan sudah selesai dramanya.

Lalu apa kita hanya berpangku tangan, toh peran kita sudah tertulis?. Tentu iya, jika kita berpikir dengan cara berpikirnya Tuhan. Tetapi kita manusia yang sama sekali tidak akan pernah mengerti kehendak Tuhan. Makanya janganlah berpikir seperti cara berpikirnya Tuhan, karena otak manusia tidak akan pernah mampu menjangkaunya.

Tugas kita sebagai manusia adalah menjalankan fitrah kita sebagai manusia
  • Jika ingin pandai belajarlah dengan rajin
  • Jika ingin sembuh, berobatlah dan jaga pola makan serta olah raga teratur
  • Jika ingin kaya bekerjalah dengan maksimal, cerdas dan sesuai anjuran Tuhan YME, pencipta segala kekayaan
  • Jika ingin surga ibadahlah yang tekun dan berbuat baik kepada sesama.

Itulah fitrah kita sebagai manusia yang wajib berusaha. Siapa yang berusaha maka dialah yang dapat, itu sudah menjadi semacam alur yang rasional dalam lakon sebuah drama.

Peran/lakon yang pernah terjadi menjadikan cerminan bagi kita untuk nerenung dan berharap peran yang kita emban adalah peran yang baik, pun sebaliknya.
  • Iblis dengan kesombongannya menjadi peran sentral dalam mengganggu manusia. Iblis yang sudah tetap dengan lakonnya dan tetap dengan balasan neraka. Jika anda tidak ingin seperti iblis, jauhi sifat kesombongan dalam dada anda.
  • Malaikat dengan kepatuhannya menjadi wakil Tuhan dalam skenario alam semesta. Jika anda ingin menjadi wakil Tuhan, maka tunduk dan patuhlah terhadap hukum-hukum Tuhan.
  • Fir'aun dan bala tentaranya yang sombong dan zhalim di siksa dengan adzab yang pedih. Jika anda tidak ingin seperti Fir'aun jauhi sifat sombong dan zalim
  • Qorun yang membanggakan dirinya dan hartanya dibenamkan ke dalam bumi. Jika anda tidak ingin seperti Qorun janganlah bangga dengan harta dan kekuasaan anda.
  •  Nabi dan Rosul dengan segala kebaikan dan amal shalihnya menjadi cerminan, barang siapa yang ingin dekat dengan Nabi dan Rosul ikutilah syariatnya. Sebagai ummat Nabi SAW ikutilah tuntunan dan teladannya jika kita ingin berkumpul dengannya di surga. Ikutilah teladan beliau jika kita menginginkan kebahagiaan dunia dan akherat sekaligus.
Jika kita berfikir sebagai manusia biasa dan menginginkan peran yang baik, maka masa lalunya orang-orang terdahulu bisa dijadikan cerminan untuk memilih peran yang kita emban di dunia dan akherat. Apapun peran yang ingin kita emban semuanya tergantung kepada kita, manusia dalam lingkup Ilmu Allah swt. Maka itu emban peran anda dengan sebaik baiknya sekarang dan detik-detik yang akan datang. Karena detik-detik yang akan datang akan menjadi sekarang.

Sekali lagi ini jika kita berpikir sebagai seorang manusia dimana terikat oleh hukum ruang dan waktu yang ada namun pada hakikatnya adalah semu. Karena pada hakikatnya bagi Allah swt. drama alam semesta telah selesai. Peran telah selesai...

Mohon maaf jika sedikit menyeramkan.. Bahwa kita semua pada hakikatnya sudah berada dalam alam keabadian sekarang. Alam kembalinya manusia yakni di neraka yang penuh kepedihan dan azab yang tiada pernah terlintas dalam hati kepedihannya. Dan anda sedang merasakan dengan sangat nyata azab yang kekal sekarang. Atau di surga yang penuh nikmat dan kebahagiaan yang tiada terperi. Anda sudah surga yang kekal sekarang... Wallaahu A'lam

Waspadalah... waspadalah...

Catt:
Saat ini ada yang membaca artikel ini
Suatu saat ada yang membaca artikel ini dan seterusnya
Artikel ini adalah sekarangnya masa lalu, sekarangnya sekarang dan sekarangnya masa depan
Benar-brnar ilusi

Stop..!!. Bisnis Reseller Tanpa Modal, Produk Organik Alami Back to Nature, Potensi Jutaan Seminggu Pendaftaran Gratis Mau? SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Ilusi Ruang dan Waktu, ada dalam ketiadaan?? Ilusi Ruang dan Waktu, ada dalam ketiadaan?? Reviewed by Adhin Busro on 22.56 Rating: 5

2 komentar

  1. Numpang nanya gan, keabadiaan hakiki itu seperti apa? dan Apakah Neraka atau Surga itu kekal/abadi? Neraka dan Surga itu hakiki atau semu?

    Dan seusuai judul, saya ingin tafsiran tentang wal-ashr,,,
    bisa?

    BalasHapus
  2. Keabadian??? bagi manusia itu adalah kekal selama-lamanya. Ini jika kita berpikir dalam kerangka manusia yang memahami matematika.. Tidak ada keabadian hakiki, karena yang abadi hanya Sang Pencipta keabadian.. Makanya jangan coba-coba berpikir seperti cara Tuhan Berkehendak, pasti otak tidak akan nyambung. Jika anda berkata kepada seorang bayi untuk memperbaiki motor anda yang rusak tentu tidak bisa. Otaknya belum sampai. Apalagi kita mau dibandingkan dengan Kebesaran Tuhan, ndak ada apa-apanya..

    Intinya abadi ya abadi, otak kita tidak akan mampu menterjemahkan dengan sebenarnya. Kalau penasaran ikuti saja alur cerita hidup kita dari lahir, dewasa, mati, ke surga atau neraka dan seterusnya. Ntar khan mengerti apa hakikat keabadian tersebut..

    Neraka dan surga tentu saja abadi, itu khan sudah tertulis dalam Al Qur'an.. Ia ada jauh sebelum manusia diciptakan, namun sampai saat ini belum benar-benar di perlihatkan kepada manusia. Ia adalah ujian untuk membuktikan siapa yang beriman/percaya dan siapa yang ingkar.. Mengenai sifat keabadian neraka/surga balik lagi kepada definisi abadi..

    Neraka/surga hakiki atau semu?? Ya semu ya hakiki.. Semu karena setipa nikmat di surga akan terus berganti, demikian juga siksaan di neraka akan terus berganti... Begitu seterusnya.. Semu karena pasti lewat, hakiki karena nyata adanya, nyata rasanya, nyata semuanya...

    Bagaimana tafsir wal ashr?? Saya orang bodoh, silahkan tanya yang lebih mumpuni. Tapi menurut saya Tuhan mewanti-wanti kepada manusia untuk hati-hati terhadap waktu. Ia adalah ciptaan berdimensi satu. Majuuuuuuu terus tidak ada mundurnya. Sekali salah memanfaatkan waktu tidak mungkin diputar lagi. Menyesal namun tiada guna lagi. Makanya manfaatkan waktu dengan kebaikan dan kesabaran. Bagaimana tidak sabar??? Orang waktu maju terus. Sabar atau tidak ya maju terus... Barangkali kita tidak sabar terhadap waktu tetapi sang waktu akan sabar untuk maju terus gak habis-habis...

    Wallahu A'lam. Ini adalah ulasan dari orang yang cekak ilmu namun berusaha mengambil hikmah..

    Wassalam

    BalasHapus

Post AD